Wednesday, September 28, 2011

Ikhlas . . . .


Ketika menjelang Hari Raya Iedul Fitri 1432H, muncul beberapa iklan menarik dari beberapa BUMN yang secara tegas menyatakan tidak menerima bingkisan. Dari beberapa iklan tersebut, yang menarik perhatian saya adalah iklan dari PERTAMINA.

Iklan PERTAMINA menggunakan kalimat yang menarik "jangan ganggu keikhlasan kami bekerja buat negara". Penggunaan kata ikhlas yang tepat, yang secara halus mengatakan kami bekerja demi negara dengan jujur.

Mungkin sekarang cara memerangi korupsi dengan cara blak-blakan sudah tidak mempan, ada baiknya diubah dengan cara harus, ya seperti penggunaan kata ikhlas tadi. Mari kita mulai budayakan penggunaan kata ikhlas sebagai kata no to corruption. Semoga akan semakin banyak cara untuk memerangi korupsi.


Wednesday, September 21, 2011

Konsistensi


Mengembangkan suatu produk membutuhkan konsistensi. Itu pasti. Konsistensi dibutuhkan karena mengembangkan sesuatu yang belum pernah ada bukanlah hal yang mudah.

"Tidak ada pil pintar", itu salah satu pesan yang saya terima ketika masih bekerja sebagai engineer dibawah bimbingan pak Pribadi. Pengembangan adalah suatu proses yang berkesinambungan. Terus menerus dilakukan dengan konsisten. Mungkin pada awalnya, dari beberapa produk pengembangan hanya satu atau dua yang berhasil. Jangan menyerah, karena pengembangan yang terjadi tidak berupa produk tetapi justru kemampuan diri. Mengasah diri.

Dengan seiring waktu, konsistensi serta pengalaman bertambah. Pada kondisi matang, justru keadaan berbalik. Dari satu ide dasar, muncul beberapa produk baru. Itulah hasil kematangan serta konsistensi pengembangan produk. Pada tahap awal adalah pembiasaan pola berfikir dan konsistensi, and the rest will follow.

Ide atau kreativitas muncul karena pola berfikir yang terstruktur dalam menganalisa keadaan atau permasalahan. Sederhananya, kenali business process sebelumnya, kenali permasalahan yang dihadapi. Dengan mengenalnya berarti we almost win the war.

Semoga industri dalam negeri makin berkibar di nusantara.

Monday, September 19, 2011

Jalan Kenangan


Hari Sabtu kemarin ada acara Halal bihalal ikatan alumni di kampus tercinta. Sayangnya, acara tersebut hanya dihadiri oleh 7 orang teman seangkatan, padahal acaranya cukup meriah dan menarik.

Acaranya menarik karena dikemas dengan baik, tidak terlalu serius tetapi banyak pesan serius yang disampaikan. Salut panitia yang telah berhasil mengemas acara tersebut dengan baik. Salut juga kepada pembawa acara Elfi dan Giso yang telah mencairkan suasana.

Saya banyak bertemu dengan adik-adik kelas dan banyak mendengar cerita bagaimana mereka mengarungi kehidupan mereka. Sungguh suatu pembelajaran hidup yang menarik.

Ternyata optimisme saya tidak salah, masih banyak teman-teman kita yang yakin dan sangat yakin bahwa some how some day, bangsa kita menjadi banga yang lebih baik. It is getting there.

Idealisme yang terpelihara, rasa kebangsaan yang tinggi adalah modal dasar menuju kemajuan. Betul kita pernah terpuruk, betul banyak tantangan yang dihadapi, yakinlah masa depan yang lebih baik menanti.

Jadi ingat sebuah pesan, lebih baik berilmu dan berahlak. Selama kita masih mempunyai nurani, selama itulah ada harapan.

Salam berjuang.


Thursday, September 15, 2011

Selamat Jalan. . .


Terima kasih kawan,
Atas nasihat-nasihatmu untuk
Selalu berjuang untuk kebenaran
Selalu memberikan yang terbaik

Akan coba kupenuhi
Cita-cita kebenaranmu
Akan bangun sistem yang memadai
Yang disertai jalinan kemanusiaanmu

Aamiin.

ps. RT 091411

Wednesday, September 14, 2011

Keseimbangan Hidup


Dalam kehidupan, selalu ada keseimbangan. Sebagian orang mengambil contoh keseimbangan dengan kata ying dan yang. Sebagian lagi menyebutnya dengan berpasang-pasangan, baik dengan buruk, benar dengan salah dan besar dengan kecil.

Keseimbangan yang saya maksud adalah keseimbangan pada hubungan serta tujuan kita hidup. Kita tidak hidup sendiri, tetapi hidup dalam suatu lingkungan, komunitas. Bermasyarakat, kalau saya meminjam istilah dulu. Kehidupan bermasyarakat ini harus dijaga. Hubungan kita dengan anggauta masyarakat lain mencerminkan seberapa baik nilai kita. Semakin baik hubungan kita dengan masyarakat semakin baik juga kita dinilai oleh masyarakat.

Manusia penuh dengan keterbatasan, walaupun sudah hidup dalam masyarakat dengan baik. Banyak rahasia alam yang harus dipelajari, harus dimaknai. Dalam ketidakberdayaan tersebut, manusia harus selalu mengingat Sang Penciptanya. Hubungan manusia dengan Sang Penciptanya adalah hubungan personal yang akan selalu tercermin pada hubungannya dengan sesama masyarakat yang lain.

Kedua jenis hubungan tersebut haruslah seimbang, karena yang satu adalah sementara dan yang satu lagi adalah kekal. Alangkah bahagianya kalau keseimbangan antara kedua hubungan tersebut dapat terjaga dengan baik.

Hablumminnallah hablumminannas.




Location : Jalan Menteng, Jakarta Capital Region 10340,
Posted via &jar's &roid.

Tuesday, September 13, 2011

Mudik 2011

Mudik 5,6 dan 7 September 2011

Hari Pertama

Pada lebaran kali ini, saya sekeluarga dan ibu saya menyempatkan diri untuk mudik ke desa Kondangjajar, Cijulang. Cijulang adalah sebuah kota kecil di sebelah timur Pangandaran. Dari arah Pangandaran, Desa Kondangjajar berjarak 1 km sebelum kota Cijulang.Di desa ini terdapat makan Eyang Adjasan, kakek saya, yang terletak tidak jauh dari unjung landasan lapangan terbang Nusawiru, Cijulang.

Perjalanan dimulai dari Bandung pada jam 7 pagi, dipilih pagi hari dengan harapan tidak akan terkena arus balik. Perjalanan sampai dengan Nagrek cukup lancar, saya bisa mengendarai kendaraan dengan kecepatan sekitar 70 sampai dengan 80 km/jam, dan sesekali mencapai 120 km/jam ketika berada di jalan tol Bandung-Cileunyi.

Kami singgah sebentar di Rumah Makan Tahu Sumedang yang letaknya sekitar 5 km dari turunan Nagrek. Di rumah makan tersebut kami membekali diri dengan tahu goreng, lontong dan jus tahu. Betul, jus tahu. Jus campuran susu dan tahu.

Perjalanan dari Limbangan sampai dengan Rajapolah sangat melelahkan, karena padatnya arus balik. Kami terjebak hampir 2.5 jam pada ruas jalan tersebut. Lalu lintas mulai lancar lagi ketika kami mendekati daerah Gunung Cupu, Tasikmalaya. Kami singgah di kota Tasikmalaya untuk mengunjungi Ua Dedeh yang tinggal Jalan Sukasenang, di daerah jalan Pancasila. Perjalanan dilanjutkan menuju Rumah Makan Manjabal 2 untuk makan siang, istirahat serta sholat. Makanan Rumah Makan Manjabal yang enak terutama sambalnya.

Perjalanan melewati kota Tasikmalaya dan Ciamis dapat dilalui dengan mudah karena adanya jalan by-pass sebelum kota Tasikmalaya serta hanya ada satu jalan besar di kota Ciamis. Berbeda dengan kota Tasikmalaya dan Ciamis, bagi yang akan melewati kota Banjar menuju arah Pangandaran agak sulit dipahami petunjuk jalannya. Sedangkan jalan arah ke Jawa Tengah cukup jelas petunjuk jalannya. Saya hampir selalu tersesat ketika sampai di kota Banjar. Akhirnya saya menemukan tanda arah menuju arah Pangandaran, stasiun kereta api.

Stasiun kereta api kota Banjar akan selalu menjadi kenangan. Teringat akan waktu dulu, setiap kali dari Bandung akan pergi ke Cijulang dengan kereta api, selalu turun di kota Banjar dan pindah kereta api dari Mutiara Selatan ke kereta api kuik jurusan Cijulang. Saya sebut kereta api kuik karena pada saat itu adalah kereta api yang dijalankan dengan uap air, bukan dengan diesel.

Jalan dari kota Banjar menuju Pangandaran agak kecil dan berliku-liku. Pada beberapa ruas jalan malahan agak rusak, mungkin karena struktur tanahnya yang berkapur, terutama disekitar daerah Banjarsari. Semakin dekat kearah kota Pangandaran, maka semakin mulus dan lebar jalannya.

Akhirnya kami sampai di kota Pangandaran pada jam 16, setelah hampir 9 jam perjalanan. Kami menginap di Hotel Sun Rise Beach Hotel yang terletak di pantai timur Pangandaran.

Hari Kedua

Perjalananan dilanjutkan menuju ke Cijulang yang berjarak sekitar 20 km dari Pangandaran. Beberapa kota kecil dilalui antara lain Karang Benda dan Parigi sebelum sampai ke Cijulang.
Yang berkesan adalah jembatan rel kereta api tidak jauh dari kota Parigi, di jembatan itulah dulu saya dan kakak saya serian main dengan meloncat ke sungai dari atas jembatan rel kereta api. Kenangan indah yang tidka mungkin terlupakan.

Persinggahan pertama pada hari kedua ini adalah makam Eyang Adjasan, kakek saya, ayah dari ibu. Makam ini terletak tidak jauh dari ujung landasan lapangan terbang Nusawiru, Cijulang. Perjalanan dilanjutkan ke Desa Kondangjajar untuk para keluarga yang masih ada di desa ini.

Sungguh banyak perubahan yang terjadi di desa Kondangjajar, sejak saya kunjungi setahun yang lalu. Kelihatannya ekonomi penduduk desa Kondangjajar sudah meningkat, terlihat dari semakin banyaknya barang-barang konsumtif yang ada.

Sebelum kembali ke Pangandaran, kami sempat singgah ke pantai Batu Hiu. Sayang karang yang menyerupai ikan hiu tersebut sudah patah, sehingga tidak mirip ikan hiu lagi.

Hari Ketiga

Perjalanan kembali ke Bandung, dimulai pada jam 12:00, setelah makan siang di Rumah Makan Seafood Risma. Rumah Makan Risma merupakan salah satu rumah makan seafood yang terkenal di Pangandaran. Udang saus tiram serta oseng pakis merupakan masakan favorit saya. Memang luar biasa rasanya.

Perjalanan ke Bandung boleh dikatakan lancar, kami sampai di Bandung pada pukul 17, termasuk istirahat dan sholat di sekitar daerah Gunung Cupu, Tasikmalaya.

Semoga untuk mudik tahun depan, semakin lancar jalannya.